Jumat, 19 Agustus 2011

KKN UNIT 33 Tuntang Bahagia

… tulisan ini dibuat di awal minggu ketiga KKN. Tuntang, 19 Juli 2011. 
*barusan di repost dari tumblr saya

KKN, Kuliah Kerja Nyelo. Disebut demikian karena selain kuliah kerja, disini kami juga nyelo. Buat yang belom tau, nyelo is sebutan untuk menikmati waktu luang dimana kamu bisa melakukan semua hal yang kamu pengen.

Kami, 12 perempuan di KKN Unit 33 tinggal di rumah milik pejabat desa, Bapak Kepala Desa. Ya, tentunya serumah juga sama pak kades, bukades, dan dua orang anaknya. Kami semua ditempatkan dilantai atas, yang mana selama hampir dua bulan lantai itu jadi daerah kekuasaan kita.

Satu kata buat KKN, SERU! Seru tinggal seatap, seruangan, sekasur, bahkan kadang sebantal bareng teman-teman yang lain. Tempat tidur kami nyaris mirip barak pengungsian TKW yang dideportasi gara-gara kedapatan membawa celana dalam bermotif upin ipin.













Inilah pondokan kami. Mirip barak pengungsian, bukan? Mungkin dibawah sana bapak dan ibu kades sedang meratapi kelanjutan nasib rumahnya yang jadi hancur berantakan oleh kita ber12 _o_

Bayangkan, 12 wanita yang masing-masing mulutnya ga cuma satu (he?) tinggal bareng dalam satu ruangan beratap jerami beralaskan tanah. Tapi jangan syedih ibu banchi, walaupun berisik, tapi kami ber12 adalah wanita baik-baik yang rajin membuang softek pada tempatnya dan memakai BH pada waktunya. Cool B) 

Honestly, tadinya bahkan sampai satu minggu jelang keberangkatan KKN saya belom dapet feel ngeblend sama teman-teman satu unit saya ini. Tapi alhamdulilah, cukup beberapa jam saja dipondokan, saya sudah menemukan karakter-karakter menarik disini. menarik buat di onyo-onyo, di olo-olo, bahkan ditindas. Seriusan deh, kayaknya ada yang kurang kalo sehari ga bikin onar, ga buka lapak, ga ngisengin orang, dan ga melaksanakan jam bodoh. Ssstt… biar hanya kami yang tahu apa itu jam bodoh.

Tuntang Bahagia, begitu kami menyebutnya. Tuntang adalah nama desa tempat kami tinggal. Sebuah Desa diperbatasan Salatiga-Semarang dan sangat dekat dengan Ambarawa. Jadi, dimana lokasi Tuntang ini sebenarnya? Saya juga jadi bimbang. Desa Tuntang ini dibilang desa generik juga bukan, dibilang desa maju juga enggak. Tapi jangan khawatir, cukup banyak bertebaran mas-mas generik disini (-____-“/!). Tapi disinilah kami bahagia. Bukaaaaan, bukan gara-gara mas-mas generik yang bertebaran. Kami bahagia karena makan tiga kali sehari, bangun pagi jam 5 pagi lanjut senam pagi enggak bobo lagi lalu masak pagi nyambung ngantri mandi. Yah, awal-awal emang pada rajin semua. e tapi tapi tapi makin kesini udah makin keliatan buffalonya.

Kebahagiaan itu komplit banget ketika kebersamaan ada. Kebersamaan saat meng-onyo, melenong, sampe saat bikin mainan baru yang enggak pernah enggak bikin rahang encok gara-gara overdosis ketawa. Dalam sehari kayaknya enggak komplit kalo enggak lenongan. Bukan ngelenong di depan warga desa, karena kami bukan Nunung *apa sih* Kami menyebut bermain musik dan bergelotekan sebagai lenongan. Iya, ber-ge-lo-tek-an. Pemilihan kata yang menyedihkan x_x

Keterbatasan hiburan disini bikin kita jadi super kreatif buat menyulap gitar, botol plastik, kaleng, tutup panci, sampe tas kresek jadi suatu bunyi yang bisa bikin bernyanyi bersama dan membuat badan, pinggul, bahkan alis kami bergoyang. Bahkan sang kormanit yang (citra) kalemnya tingkat merkurius berhasil dibikin goyang bahu muka serius gara-gara lenongan kami. Percayalah, ini sungguh menyenangkan! 

Well… memang enggak cukup buat menuliskan semua yang udah terjadi di pondokan cewe KKN Unit 33 Tuntang Bahagia. Menyenangkan, mungkin kata-kata itu bisa mewakili semuanya. Tiga minggu berjalan, entah berapa liter tawa yang tumpah, berapa hektar cerita yang ada, berapa ton “sampah” yang dibuang tiap harinya. Semoga kebersamaan, kekompakan dan tawa ceria ini ga cuma sampai dua bulan kebersamaan di pondokan, tapi untuk seterusnya juga karena pertemanan kami ini saling melengkapi. Misalnya, menganggu yang sudah mengantuk, mengompori yang lagi panas, mewarnai yang masih polos (?). saling melengkapi, bukan? Very nice to know you all Fina, Manda, Putri, Lintang, Indira, Lia, Linda, Niniz. Also Srupita, Karlolita dan Karimsky -yang memang sudah koken (konco kenthel) di atap Komunikasi- kolaborasi kita bikin api sampah makin berkobar di rumah ini.


"jika tua nanti kita tlah hidup masing-masing, ingatlah hari ini"



salam metal kecil...

1 komentar: