Jumat, 28 Mei 2010

sebuah cerita tentang mimpi

Pernah denger sebuah lagu. Begini liriknya.....

“ ....... hidup berawal dari mimpi. Gantungkan yang yang tinggi agar semua terjadi”. Yap, lagunya mas Bondan Prakoso feat Fade2Black, hidup berawal dari mimpi.



Ternyata setelah saya pikir-pikir, lirik itu ada benernya juga. Ya, saya emang lagi ngomongin masalah mimpi di postingan kali ini.

Satu kata, MIMPI. Saya pernah akrab banget sama kata-kata itu dulu. Ya, mimpi saya adalah saya pengen banget bisa kuliah di sebuah universitas negeri ternama di Indonesia di jurusan Komunikasi. Dulu, itu semua emang cuma mimpi, tapi enggak untuk sekarang.

Siapa sangka? Bahkan saya pun nggak pernah nyangka. Oke, walopun emang sempet ketunda selama satu tahun, tapi saya nggak perna menyesali itu. Rencana indah Allah siapa yang tahu kan? Terkadang emang kita harus ngelewatin sesuatu yang nggak enak dulu sbelum kita ngerasain nikmat dan anugrah yang luar biasa dariNya.

Saya yakin, banyak juga temen-temen yang punya pengalaman sama saya. Sempet ketunda mimpinya untuk kuliah di universitas impian. Bahkan beberapa telah saya temukan di kelas saya. Ternyata banyak juga yang senasib sama saya, bahkan ada yang harus nunggu beberapa tahun lebih lama. Ya, saya termasuk beruntung karena nggak perlu menunggunya terlalu lama.

Saya pernah ngerasa jadi orang males, semales-malesnya orang males dimasa-masa nggak enak itu. Tapi males saya beralasan. *ngeles*. Serius! Emang beralasan. Udah jadi rahasia umum kalo saya emang nggak pernah serius buat ngejalanin perkuliahan di kampus saya sebelumnya. Tapi, belakangan saya baru mikir, Allah kasih kesempatan itu sama saya buat saya ketemu sama temen-temen baru, kehidupan baru, pengalaman baru, dan juga orang-orang yang bisa memotivasi saya buat ngeraih apa yang saya mau. Mereka baik sama saya, walopun saya sering banget ngrepotin mereka dengan nitip absen. *SERING BANGET sodara-sodara*

Kalo ada mahasiswa yang perna dapei indeks prestasi NOL KOMA SEKIAN dan hasilnya dikirim ke orang tua, ya itulah saya. Haha. P A R A H... pasti kata-kata itu yang ada dibenak kalian pas kalian baca postingan saya ini. Tapi jujur, saya sama sekali nggak merasa terbebani dengan IP yang sungguh teramat tragis tersebut. *sumpah deh nggak bo’ong*. Karena di benak saya cuma ada satu pemikiran, yaitu BODO AMAT, toh saya yakin nggak akan kuliah disana untuk selamanya. Dan alhamdulilah, pemikiran dan optimisme itu TERBUKTI!

Ya, itu dulu...

A piece of story from my past.


Sekarang sih saya udah bisa tersenyum bangga dengan almamater yang tersemat di badan saya. UGM, manusia mana yang nggak bangga denga almamater itu? Manusia mana yang nggak pengen masuk universitas (yang katanya saat ini) nomer satu Indonesia? Orang tua mana yang nggak bangga kalo anaknya kuliah di UGM, apalagi di jurusan favorit? Yaa.. Keyakinan akan mimpi itu yang pada akhirnya ngebawa saya keluar dari kampus yang sempat membuat saya down selama beberapa saat itu. Fyi, ketika pertama kali saya nginjek ke kampus pertama saya itu, sebut saja Universitas Brawijaya *lah, emang itu namanya, bukan?* jauh dari lubuk hati, saya yakin, kalo saya hanya akan bertahan paling lama dua semester di kampus itu. HARUS! Terbukti, keyakinan itu nggak sia-sia, bukan?

Orang tua saya sempet ikut-ikutan pusing dan stres ketika saya udah nggak mau masuk kuliah lagi. Ya, berbulan-bulan saya mogok kuliah dan memilih untuk pulang kerumah dengan maksud belajar buat menghadapi tes-tes universitas selanjutnya. Tapi sekarang, saya tau mereka bangga dengan apa yang saya dapat. Pelukan hangatnya setelah ngelihat penggumuman ujian tulis UM UGM 2008 menggambarkan kata “kami bangga sama kamu, nak”.

Ma.. Pa.. itu semua juga buat kalian ;)

Yaa.. sebuah pembuktian juga. Mogok kuliah saya beralasan. IP nol koma sekian yang sangat tragis itu juga beralasan.

Lebih amazing lagi. Komunikasi UGM udah ngebawa perubahan buat saya. Perubahan yang positif tentunya. Di Komunikasi UGM saya merasakan yang namanya KULIAH, yaa sejatinya kuliah. Sibuk, teler karena tugas, bahkan sampai ga tidur. Saya bisa belajar banyak hal, yang mana saya memang menikmatinya. Belajar organisasi, sampai ngurus event, dari yang simple sampe yang nuntut saya untuk kerja keras. Yah.. semua itu sebelumnya belum pernah saya dapat di kampus biru brawijaya, maupun sekolah saya. Tapi, saya benar-benar menikmati semua kesibukan itu. Sungguh...! Semuanya saya dapat dikampus ini. Termasuk teman-teman dan keluarga baru yang sangat loveable.



Balik lagi soal mimpi.

Saya tau, ini semua belum seberapa. Masih ada banyak mimpi lagi yang harus saya rangkai dan wujudkan. Harapan saya, terwujudnya satu mimpi akan membawa saya untuk mampu mewujudkan mimpi-mimpi saya selanjutnya, amin.

Well.. Tulisan ini saya tulis semata-mata buat ngajak temen-temen semua buat selalu berjuang dan jangan menyerah. Bukan untuk ajang show off atau maksud jelek lainnya. Sungguh! Sumpah! *dengan muka memelas dan memohon kepercayaan kalian semua*



Oke. Kembali serius!


Ya... Tulisan ini saya buat karena saya pengen memotivasi temen-temen semua untuk jangan takut buat gantungin cita-cita kalian setinggi mungkin. Bahkan, gantungin aja setinggi-tingginya. Apapun itu mimpi dan cita-cita kalian, jangan pernah ragu untuk mentargetkannya.


Inget teman-teman, jangan pernah ragu. Ketika kalian mau berusaha, jalan itu pasti ada. YAKIN!


MIMPI adalah sebuah modal penting untuk menggapai cita-cita. MIMPI ibarat sebuah konstruksi rumah. MIMPI adalah sebuah fondasi, yang mana untuk selanjutnya kita membangun pilar-pilarnya dengan doa dan usaha kita. Ketika pada akhirnya rumah itu telah berdiri kokoh, maka kita dapat tersenyum bangga melihatnya.
Pantang menyerah, niat, usaha, doa, dan restu orang tua adalah sepaket lengkap untuk pergi berkelana menyongsong mimpi. Percaya deh, nggak ada yang nggak mungkin di dunia ini.



Jadi, saya ucapkan selamat meraih mimpi untuk temen-temenku semuanya ;)