Jumat | 14 september
2012 | 13.00
Satu lagi hari
bersejarah telah terukir dalam hidup saya. Hari itu, jam itu adalah saat yang
saya “tunggu-tunggu”. Orang menyebutnya pendadaran aka sidang skripsi
Perasaan enggak
tenang, enggak pede, takut, cemas, gelisah, berpuncak di H-1. Kalau sebelumnya cuma
kerasa deg-degan kalau lagi inget doang, H-1 rasanya udah enggak bisa
dideskripsikan lagi dah. Mules tapi enggak pengen pup. Makan enggak enak. Tidur
enggak nyenyak. Diajak ngobrol pun enggak nyambung. Kerjaan saya cuma
menerawang dan berdoa. Hahaha
Gimana enggak didatengin
sama cemas gelisah takut dan temen segengnya kalau kamu mendapati kenyataan
bahwa dua dosen yang terkenal “sangar” di ruang sidang bakal jadi penguji di
sidang skripsi kamu? Gimana enggak bayangin yang enggak-enggak. Gimana enggak
kepikiran yang enggak-enggak. Ah elah kebanyakan enggak-enggak.
Well... Akhirnya
giliran saya tiba juga. Saat dimana saya harus mempertanggungjawabkan isi tulisan
saya di hadapan dua dosen penguji dan seorang dosen pembimbing. Hati makin
enggak karuan ngeliat tiga orang dosen penguji sudah masuk ruangan dan pintu
ditutup. Oke, pertunjukkan dimulai :D
Belum ada dua
menit saya ngomong, masih di slide pertama,
salah seorang dosen nyeletuk karena statement
yang saya keluarkan. “ah, kata siapa kayak gitu gimana sih”.
DEG! Seketika kayak aliran darah berhenti. But
the show must go on, presentasi berlanjut sampai pada slide akhir.
Kurang lebih
satu jam saya didalam. Presentasi, tanya jawab, diskusi, kritik, saran. Pressure, grogi dan deg-degan
dikit-dikit hilang ketika suasana didalem ruang sidang semakin enak. Apalagi kalo
ngelihat beliau-beliau ketawa, rasanya jadi semakin tenang. Walaupun saya
sempet diketawain, dikritik, dan dengan begonya bilang kalo KPI itu milik pemerintah (plis, kubur gue sekarang -,-),
tapi overall saya sangat bersyukur. Rasa-rasa
pengen banget nyiumin satu-satu itu tiga dosen penguji yang pada baik-baik
banget. Saya ngerasa rileks banget pas masuk sesi tanya jawab, itu juga karena didukung mereka pada baik, ngomongnya santai dan banyak senyum. Pertanyaan demi pertanyaan dan berujung saran akhirnya selesai juga.
Ternyata bener kata temen-temen yang sudah lebih dulu melewati masa sidang. Satu demi satu teman-teman saya bilang "didalem tuh enggak sengeri yang dibayangin kok". Kalau sebelum sidang saya menganggap statement itu adalah the biggest bullshit in the world, sekarang ini saya juga mau bilang sama lo lo pade kalo "sidang tuh enggak sengeri yang dibayangin kok". Hahaha malah songong ;p
Ternyata bener kata temen-temen yang sudah lebih dulu melewati masa sidang. Satu demi satu teman-teman saya bilang "didalem tuh enggak sengeri yang dibayangin kok". Kalau sebelum sidang saya menganggap statement itu adalah the biggest bullshit in the world, sekarang ini saya juga mau bilang sama lo lo pade kalo "sidang tuh enggak sengeri yang dibayangin kok". Hahaha malah songong ;p
Saat-saat
mendebarkan diruang sidang akhirnya selesai, dan digantikan dengan saat-saat
1000 kali lebih deg-degan lagi waktu dipersilahkan keluar untuk menunggu
beliau-beliau berdiskusi untuk memutuskan lulus atau tidaknya saya. Didepan pintu,
teman-teman sudah bergerombol ,bahkan sejak daya presentasi tadi. Saya keluar
dari ruangan sidang. Mereka menyambut dengan enggak berenti kasih semangat dan
kata-kata yang menangkan.
Enggak sampai
dua menit, saya dipersilahkan masuk lagi, dan disuruh tanda tangan pada kertas
berita acara. Dosen pembimbing mempersilahkan saya duduk dan...
“tim penguji
sudah memutuskan................... anda tidak perlu mengulang ujian lagi. Anda dinyatakan lulus. Tapi
kami belum memberikan nilai. Perbaiki skripsi anda agar nilainya juga maksimal.”
Ya, saya lulus. Denger
kalimat itu rasanya super plong, lega dan bahagia pastinya. Walaupun memang
masih revisi, tapi paling tidak satu step lagi sudah saya lewati. Alhamdulilah.
Nikmat Allah memang luar biasa.
Berbulan-bulan ngerjain yang tentunya menguras tenaga pikiran dan
semangat yang enggak main-main. Berbulan-bulan mencoba fokus dan perang sama rasa males tapi sering kalah ;p. Alhamdulilah akhirnya semua sedah terlewati.
Bahagia akhirnya
lulus juga. Bahagia bisa bikin orang tua bangga dengan berita kelulusan saya. Bahagia
disambut dengan pelukan dan ucapan selamat dari teman-teman ketika keluar dari
ruang sidang. Dan satu lagi yang bikin saya lebih bahagia. Sahabat-sahabat saya
juga banyak yang dinyatakan lulus periode ini. Ya, bahagia yang sejati adalah
ketika kamu berbahagia atas suatu hal dan orang-orang terdekatmu juga sedang
merasakan bahagia karena hal yang sama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar