Sadar enggak
sih, waktu berlalu begitu cepat. Waktu terus berputar tanpa kita bisa
menghentikannya. Lebih kerasa lagi kalo kita sesekali mencoba buat nengok
kebelakang, melihat dan merecall apa yang pernah kita lakukan dimasa lalu. Maka
disitu bakal makin terasa, telah banyak hal yang kita lakukan, telah banyak
waktu yang kita lalui.
Masih berhubungan
dengan waktu. Akhir-akhir ini saya sering merasa galau. Galau apaan? Yah kalian
harus siap menelan pil kekecewaan kalo kalian berharap saya akan menceritakan
mengenai kegalauan asmara saya di public
space ini (siapa elo kali, Nggie :D), karena tentu saja bukan galau asmara
yang saya maksud. Kalau soal galau asmara, bukan disini tempatnya. Tunggu aja ya,
karena sekarang bukunya lagi sedang
dalam proses editing dan penyuntingan. Doakan bisa terbit dalam waktu dekat B)
Tentu saja
paragraf kedua tadi tidak untuk ditanggapi secara serius.
Oke, kembali
serius. Kegalauan yang belakangan ini sering melanda saya adalah..... galau
akademik. Sekali lagi, waktu berlalu dengan cepatnya dan membawa pada satu kenyataan bahwa... hem, mau enggak mau harus diakui kalo sekarang saya sudah menjadi mahasiswa
angkatan tua di kampus. Masuk tahun ajaran baru ini, maka resmilah saya dan
rekan-rekan seperjuangan saya di Komunikasi UGM tercinta menjadi mahasiswa
semester tujuh. Iya, TUJUH. Galaunya mahasiswa semester akhir pastilah ya, enggak
jauh-jauh dari eS-Ka-eR-I-Pe-eS-I, yang kalo dieja bunyinyaaa... Ahh enggak...
Enggak mau nyebut ah, saya sebutnya “S thing”
aja ya. Kalo disebut beneran bisa bikin bergidik.
Kalo ngomongin
soal waktu dan soal kuliah, kembali saya merecall
peristiwa-peristiwa dulu. Saya masih ingat betul jaman-jaman saya di ospek
tahun 2008. Jaman masih cupu-cupunya saya jadi mahasiswa. Fyi, dulu saya pendiem loh. Sekarang juga tetep pendiem. Lebih baik
ga usah percaya sama kalimat barusan, tapi kalo mau percaya ya bagus ;p. Saya masih
inget juga dulu di laptop saya, di folder kuliah baru ada satu subfolder yang
tulisannya semester satu. Sekarang? Wah udah ada tujuh subfolder berlabelkan
semester satu-semester tujuh. Ya, semua rasanya baruuu aja kejadian. Tapi ternyata,
udah berlalu cukup lama. Sekali lagi, time
flies. Ya, time goes fast, really fast.
Kegalauan
akademik yang mendera ini sebenarnya bukan tanpa alasan. Selain karena syndrome mahasiswa angkatan tua, entah
kenapa saya semacam nervous menghadapi
si ”S thing” ini. Takut. Takut enggak
bisa, takut enggak sanggup. Yah saya rasa mungkin itu ketakutan wajar yang
manusiawi hinggap di benak orang.
Masih soal
semester akhir, beberapa waktu kemarin saya sempet ngobrol yang termediasi oleh
teks ditelepon seluler sama..... ngggg.... nggg..... seorang teman. Seorang
teman yang sudah lumayan lama enggak kedengeran kabarnya. Kami pun sedikit
bertukar cerita mengenai aktivitas akademis ini. Saya pun sempet mengeluh
mengenai ketakutan saya soal “S thing”
ini. Dia sempat menertawakan ketakutan saya itu, lalu kembali dia bercerita dan
memotivasi. Sudah lama sekali kami tidak ngobrol enak kayak gini. Tapi semua nyaris masih sama,
dia sedikit banyak memotivasi saya. Ditambah lagi dengan cerita tentang dirinya saat ini dan beberapa pesannya
yang bikin saya jadi... jadi koyor mungkin ya.
“Jangan kemakan sama warisan cerita yang sudah ada. Jadilah berbeda. “
“Sripsi itu, kalo bisa diselesein dalam satu semester, ya kenapa mesti lama-lama?” (Jegeeerrr... agak sombong nih ujaran >,<)
“Yang penting, kamu harus punya planning dan target."
"... Inilah aku sekarang, kamu harus bisa lebih. "
Deg! Cukup
ngena. Cukup memotivasi.
Teman saya tadi...
yah, saya tau di pintar. Dia berkemauan keras. Dia selalu punya planning dan target dalam hidupnya, sejak dulu. Salah satu yang
membuat saya kagum sama dia. Dan sekarang, dia sedang berada di jalannya menuju
sukses :) Amin
Yak. Time Flies. Inilah
realita. Waktu berlalu dan menuntun pada suatu realita didepan mata yang
harus di hadapi. Semester tujuh.
Saya tau, ini bukan lagi waktunya buat main-main. Ini waktunya serius. Tapi sayangnya
serius udah bubar dan si Candil lebih memilih buat bersolo karier.
Iya deh diulang.
Kali ini bener-bener dalam versi serius.
Yak. Time Flies. Inilah
realita. Waktu berlalu dan menuntun pada suatu realita didepan mata yang harus di hadapi. Semester tujuh.
Saya tau, ini bukan lagi waktunya buat main-main. Ini waktunya serius. Skripsi.
Akan jauh lebih baik kalo skripsi tidak dianggap sebagai momok. Anggap saja
skripsi itu sebagai sebuah tantangan. Tantangan yang harus kita ambil dan lalui
untuk menyongsong masa depan demi membuat bangga orang-orang tersayang.
Hello semester
tujuh, Hello skripsi. Aku siap menghadapi kamu. Insyaallah. Bismillah.
Setidaknya dengan semangat dan niat, semuanya insyaallah bisa dijalani dengan
lebih mudah. Amin
hey kamu, terimakasih
buat obrolan singkat itu :’)